Bapak, Ibu guru yang budiman, melalui tulisan ini saya ingin merefleksikan hasil belajar pelatihan mandiri pada aplikasi Merdeka Mengajar yang telah dibuat oleh Kemendikbudristek. Pertama sekali ingin saya mengajak semua pada para guru di seluruh Indonesia untuk mengunduh aplikasi ini sehingga membantu para guru yang budiman dalam menwujudkan merdeka belajar yang telah di rancangkan oleh pemerintah.
Tulisan ini semata dibuat untuk merefleksi hasil belajar saya tentang pelatihan mandiri, dengan tema Merdeka Belajar. Merdeka adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menentukan tujuan hidup tanpa diintervensi oleh pihak lain. Dalam tulisan semua kata yang menunjukan peserta didik atau siswa, maka saya akan menggunakannya dengan kata murid. Murid seharusnya diberikan kebebasan dalam menentukan tujuan dan bagaimana ia belajar dan guru harus bisa menuntun sehingga tujuan pembelajaran murid dapat tercapai. Seseorang yang hidup merdeka akan mampu membuat dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah dibuatnya. Sudah seharusnya murid diberikan kebebasan dalam menentukan dan mencari cara untuk mencapai tujuan belajarnya.
Seorang guru harus memahami latar belakang, bakat dan minat murid sehingga dapat menuntun belajar mereka menjadi sesuatu yang berhasil. Seperti yang di kemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara (Pemikir, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka) mengatakan " Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan baik alam dan zaman". Ki Hadjar Dewantara dalam tulisan ini memeberikan penekanan bahwa proses belajar yang murid harus didasari pada kondrat alam dan kodrat keadaan dari murid tersebut. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada sedangkan kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Mari kita membahas satu persatu tentang kodrat alam dan kodrat zaman.
KODRAT ALAM
Kodrat alam merupakan bagian dari dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana murid berada. Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada murid yang tinggal diperkotaan, ada murid yang tinggal di pedesaan, ada yang tinggal di alam pegunungan, ada yang tingga di pesisir pantai, dan lain sebagainya. Oleh karena keragaman inilah makan pendidikan sebagai salah satu instrumen pengembangan akal budi sesuai dengan kodrat alam, sehingga kita tidak bisa melihat murid terpisah dari lingkungannya.
Keadaan ini mengharuskan kita para guru untuk merancang pengembangan sesuai dengan kehidupan murid-murid. Guru harus peka melihat keadaan mereka sebagai suatu individu yang tidak bisa dipisahkan daring lingkungan mereka hidup, guru bisa menggunakan metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan potensi murid. Guru menjadi ujung tombak bagi keberhasil murid-murid disekolah dengan mengarahkan mereka dalam pembelajaran sesuai dengan kodrat alam yang mereka miliki.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu hendaknya selalu dingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik baik mengenai hidup pribadi maupun masyarakat, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.
KODRAT ZAMAN
Kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Dengan kata lain adalah kodrat zaman berhubungan dengan waktu dimana murid-murid itu hidup dan berinteraksi. Isi dan irama bergerak sangat dinamis, dimana perubahan-perubahan kehidupan dan kebudayaan yang berubah begitu cepat sehingga guru harus selalu adptif dengan keadaan.
Murid-murid yang lahir dan hidup pada zaman internet dengan arus informasi yang sangat banyak dan cepat mempunyai cara pandang dan cara belajar yang berbeda dengan murid-murid pada zaman sebelumnya. Tentu ini menjadi sesuatu yang baik dan juga buruk bagi dunia pendidikan, tergantung bagaimana para guru memanfaatkan teknologi dan arus informasi yang besar. Guru tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama dalam dalam mengajar seperti zaman guru tersebut masih menjadi murid.. Guru harus menyesuaikan diri dengan keadaan zaman sekarang dan bisa memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang.
Tentu, guru tidak bisa menyaring informasi-informasi di internet yang bisa diakses oleh murid tetpai guru bisa mengarahkan dan menunjukan informasi-informasi apa yang perlu mereka ketahui. Keterbukaan informasi tentu juga membawa kebudayaan luar yang dapat menggerus dan menggantikan budaya Indonesia. Disinilah peran guru dalam membantu murid untuk memilih informasi yang baik dan benar dengan menunjukan kearifan budaya lokal Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan " Pengaruh-pengaruh dari luar hendak tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan lokal sosial budaya Indonesia". Untuk mewujudkan dan menjaga itu semua diperlukan prinsip-prinsip dalam melakukan perubahan. Ki hadjar Dewantara menyebutnya sebagai ASAS TRI-KON.
1. Kontinyu
Kemajuan kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri. Asas ini mengharuskan pengembangan yang terus menurus dan berkesinambungan dengan perencanaan yang baik. Suatu kondisi yang baik tidak mungkin dapat dicapai dalam sakali waktu tetapi karena adanya perencanaan yang matang dan juga proses yang berjalan dengan baik.
2. Konvergen
Kebudayaan menuju arah kesatuan kebudayaan dunia (Kemanusiaan). Artinya pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber luar, bahkan dari praktik kebudayaan dari luar negeri.
3. Konsentris
Kebudayaan harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya dalam lingkungan kebudayaan dunia (kemanusiaan). Pengembangan kebudayaan yang dilakukan harus tetap pada kepribadian bangsa sendiri.
Di Tulis Oleh Edwin Setiawan Ie, S.Pd.,Gr, Guru Biologi di SMA Negeri 1 Liae |
Luar biasa
ReplyDelete